Hari kesehatan dunia merupakan hari penting yang diperingati di seluruh dunia sebagai bentuk upaya untuk menyoroti akan pentingnya kesehatan dan dunia medis. Hari kesehatan dunia diperingati setiap tanggal 7 April. Penentuan tanggal 7 April ini ditujukan untuk memperingati berdirinya World Health Organization (WHO) yang merupakan badan kesehatan dunia. Sebagai salah satu tindakan resmi pertama WHO, diciptakanlah Hari Kesehatan Dunia. Peringatan pertama kali adalah pada 22 Juli 1949, tetapi tanggalnya kemudian diubah menjadi 7 April sesuai tanggal pembentukan WHO.
Peringatan hari kesehatan dunia ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran secara global seputar dunia kesehatan. Peringatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pentingnya menjaga kesehatan bagi seluruh orang di dunia. Hari kesehatan dunia memiliki tema yang berbeda-beda tiap tahunnya. Pada hari kesehatan dunia tahun ini, WHO mengusung tema “Health for All” yang mengajak kita untuk bekerja sama memberikan pelayanan kesehatan yang merata untuk siapa saja. WHO menyebutkan bahwa pendekatan pelayanan kesehatan primer merupakan cara yang paling efektif dan hemat biaya untuk membawa layanan kesehatan dan kesejahteraan lebih dekat kepada orang-orang. Dengan kata lain, WHO menekankan pada upaya preventif untuk menangani persoalan kesehatan di dunia ini. Namun terlepas dari hal tersebut, sejumlah persoalan masih dihadapi oleh dunia kesehatan internasional. WHO menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan masih menjadi sebuah permasalahan di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Saat ini di Indonesia, gambaran situasi dan juga kondisi pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah cukup memprihatinkan sehingga banyak masyarakat yang merasa kurang puas akan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah terkesan terlalu berbelit-belit serta membutuhkan waktu yang lama sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan cenderung belum maksimal. Hal tersebut tentunya dapat berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat Indonesia.
Salah satu pelayanan dalam bidang kesehatan yang perlu diperhatikan adalah jaminan kesehatan nasional. Jaminan kesehatan nasional di Indonesia berbentuk BPJS yang terdiri dari BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Dalam praktiknya, masih sering kita lihat terdapat kesenjangan pada pelayanan kesehatan antara pengguna BPJS dengan pengobatan yang menggunakan biaya pribadi. Masyarakat sering kali merasa tidak puas saat melakukan pengobatan menggunakan BPJS. Dari segi fasilitas, sering kali kita temukan fasilitas yang kurang memadai bagi pasien yang menggunakan BPJS sehingga pasien yang sedang dirawat merasa kurang nyaman ketika mendapatkan perawatan dari dokter. Selain itu, pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia juga masih menjadi masalah besar. Kondisi geografis dan ekonomi mengakibatkan tidak meratanya pelayanan kesehatan di daerah pedalaman dan terpencil di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah pedesaan dan terpencil harus menghadapi masalah seperti kurangnya pelayanan kesehatan dasar serta pelayanan kesehatan lanjutan yang hampir tidak tersedia.
Dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, masyarakat di daerah masih kesulitan mendapatkan layanan kesehatan gigi dan mulut, akibat dari tidak meratanya penempatan dokter gigi. Masih banyak fasilitas pelayanan kesehatan utamanya fasilitas pelayanan primer belum memiliki dokter gigi. Hal tersebutlah yang kiranya juga menyebabkan masyarakat Indonesia memiliki kesadaran yang rendah akan kesehatan gigi dan mulutnya. Masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa penyakit gigi dan mulut hanya sebatas penyakit pada gigi dan gusi serta beranggapan bahwa penyakit tersebut dapat sembuh sendiri. Padahal, apabila penyakit gigi dan mulut dibiarkan terlalu lama, dapat berkontribusi terhadap penyakit lain yang lebih berbahaya sehingga mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Menurut Larasati (2012), penyakit gigi dan mulut seperti kerusakan pada gusi dan penyakit periodontal lainnya akan menyebabkan beberapa gangguan sistemik ketika tidak segera ditangani, penyakit pada gusi dapat berdampak pada peningkatan risiko penyakit sistemik seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, meningkatkan risiko stroke, memperparah penyakit diabetes, dan menurunkan sistem ketahanan tubuh. Penyakit periodontal yang parah juga mempunyai risiko untuk merusak tulang rahang yang menyebabkan bakteri-bakteri pada rongga mulut dapat menembus ke dalam tulang dan menembus sistem pembuluh darah sehingga mampu menyebabkan infeksi yang lebih kompleks pada tubuh. Selain itu, kondisi rongga mulut yang buruk juga akan mempengaruhi asupan nutrisi pada seseorang sehingga dapat mempengaruhi kondisi kesehatannya secara umum.
Melalui peringatan Hari Kesehatan Dunia ini diharapkan masyarakat mampu memahami pentingnya menjaga kesehatan tubuhnya, salah satunya dengan mulai menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, mengingat kondisi kesehatan gigi dan mulut memiliki pengaruh penting dalam kesehatan seseorang. Dengan menjaga kondisi kesehatan rongga mulut, kita berarti telah berusaha menjaga kesehatan umum tubuh kita. Kesehatan sangatlah penting untuk kita jaga karena tubuh adalah modal utama untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Dengan tubuh yang sehat, aktivitas seseorang menjadi optimal dan apabila tubuh sakit, aktivitas seseorang tidak dapat menjadi optimal serta tak dapat menikmati hidup dengan baik.
Dalam kaitannya dengan bidang kesehatan gigi dan mulut, kita dapat ikut berpartisipasi dengan cara memulai membangun kesadaran diri akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, seperti menggosok gigi minimal 2 kali, yaitu di pagi hari setelah sarapan dan ketika akan tidur; memperhatikan cara menyikat gigi yang baik dan benar sesuai dengan anjuran WHO; menggunakan alat bantu kebersihan gigi dan mulut apabila diperlukan, seperti dental floss, sikat lidah, dan obat kumur; serta rutin memeriksakan kondisi gigi dan mulut ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.