Bulan Kesadaran Infeksi Tenggorokan Streptococcus golongan B

Pengertian

Streptococcus agalactiae (Streptococcus golongan B) merupakan komensal normal pada saluran cerna dan dapat ditemukan pada saluran genitalia wanita. Infeksi dini (sampai 1 minggu) pada masa perinatal menyebabkan pneumonia atau septicemia yang berhubungan dengan mortalitas yang tinggi; infeksi sesudahnya menyebabkan meningitis. Kapsul polisakarida antifagositik merupakan penentu utama dari patogen. 

Infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus golongan B adalah masalah serius yang mempengaruhi kesehatan masyarakat secara global. Dalam upaya mengatasi masalah ini, diperlukan peningkatan kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat. Bulan kesadaran infeksi tenggorokan Streptococcus golongan B menjadi momen penting untuk menyebarkan informasi dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mengurangi risiko infeksi. 

Bakteri Streptococcus golongan B yang juga dikenal sebagai Streptococcus agalactiae merupakan mikroorganisme gram positif yang umumnya berkolonisasi di saluran pencernaan dan sistem reproduksi perempuan tanpa menimbulkan gejala. Namun, ketika bakteri ini menyerang tenggorokan dapat menyebabkan infeksi tenggorokan yang serius. Infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh Streptococcus golongan B ditandai dengan gejala, seperti sakit tenggorokan, demam, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, dan nyeri saat menelan.

Streptococcus golongan B dapat menyebabkan infeksi darah, pneumonia, dan meningitis pada bayi baru lahir. Infeksi ini juga dapat menyerang tenggorokan dan bersifat ringan, tetapi dapat menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa. Selain itu, Streptococcus golongan B juga dapat menyebabkan sepsis neonatorum, artritis septik, endokarditis, infeksi usus, dan saluran reproduksi wanita. Golongan ini juga mempunyai kapsula yang tersusun dari asam hialuronat.

Bagaimana Infeksi Streptococcus golongan B Dapat Terjadi

Infeksi Streptococcus golongan B dapat terjadi melalui penyebaran langsung dari individu yang terinfeksi melalui kontak dengan droplet yang dihasilkan saat bersin, batuk, dan berbicara. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui sentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi oleh bakteri Streptococcus golongan B, seperti peralatan makan yang digunakan bersama atau tangan yang tidak dicuci dengan baik. Prevalensi kasus infeksi Streptococcus golongan B bervariasi di setiap populasi dan daerah. Infeksi ini lebih umum terjadi pada bayi baru lahir, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah. Prevalensi juga dapat bervariasi tergantung pada faktor risiko tertentu, seperti riwayat infeksi Streptococcus golongan B sebelumnya atau paparan terhadap individu yang terinfeksi.

 

Manifestasi Penyakit

Infeksi tenggorokan Streptococcus golongan B dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan infeksi tenggorokan lainnya. Manifestasi penyakit infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus golongan B dapat bervariasi, tetapi beberapa gejala umum yang sering terjadi antara lain:

  1. Sakit Tenggorokan: Pasien mungkin mengalami sakit tenggorokan yang parah, terutama saat menelan makanan atau minuman. Sensasi seperti terbakar atau terasa seperti tergores di tenggorokan juga dapat dirasakan.
  2. Demam: Infeksi Streptococcus golongan B seringkali menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang signifikan sehingga menyebabkan demam. Demam biasanya tinggi, mencapai 38°C atau lebih.
  3. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Kelenjar getah bening di leher dapat membesar dan terasa nyeri ketika disentuh. Hal ini merupakan respon tubuh terhadap infeksi dan merupakan tanda peradangan.
  4. Nyeri dan Kesulitan Menelan: Pasien mungkin mengalami kesulitan dalam menelan makanan atau minuman karena adanya nyeri di tenggorokan. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan penurunan nafsu makan.
  5. Nyeri Abdomen: Beberapa pasien dengan infeksi strep B dapat mengalami nyeri abdomen atau perut yang bisa disertai dengan mual atau muntah. Gejala ini terutama terjadi pada anak-anak.
  6. Ruam Kulit: Sebagian kecil pasien dengan infeksi strep B dapat mengalami ruam kulit. Ruam ini biasanya muncul di bagian dada, perut, punggung, dan bisa berupa bercak merah atau benjolan kecil yang terasa gatal.
  7. Sakit tenggorokan yang biasanya menyerang dengan cepat.
  8. Amandel yang memerah dan bengkak bahkan timbul bercak putih.
  9. Bintik-bintik merah di belakang langit-langit mulut.
  10. Alami pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher.

 

Penting untuk dicatat bahwa manifestasi penyakit dapat bervariasi antara individu yang terinfeksi. Jika seseorang mengalami gejala yang mencurigakan, sebaiknya segera mencari perawatan medis untuk diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai.

 

Cara Menghindari Infeksi Streptococcus golongan B

Mengetahui karakteristik bakteri Streptococcus golongan B merupakan langkah awal yang penting dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko infeksi dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Dalam hal prevalensi infeksi, penting untuk diingat bahwa infeksi tenggorokan streptococcus golongan B dapat terjadi pada individu dari segala usia, tetapi bayi baru lahir dan ibu hamil termasuk kelompok yang paling rentan. Pada bayi, infeksi ini dapat menyebabkan pneumonia dan sepsis, yang dapat mengancam jiwa. Selain itu, infeksi tenggorokan streptococcus golongan B pada orang dewasa juga dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi saluran pernapasan atas yang berkepanjangan dan demam reumatik.

Peningkatan kesadaran akan risiko dan dampak infeksi tenggorokan Streptococcus golongan B sangat penting dalam membentuk tindakan pencegahan yang efektif. Masyarakat perlu diberikan informasi yang jelas dan terperinci mengenai bakteri ini, termasuk penyebarannya, gejala yang harus diwaspadai, serta risiko komplikasi yang mungkin terjadi. Melalui pendidikan yang tepat, orang tua dan ibu hamil dapat memahami pentingnya pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya bakteri Streptococcus golongan B pada saluran genital sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan selama persalinan untuk mencegah penularan kepada bayi.

Selain itu, promosi praktik kebersihan tangan yang baik harus menjadi fokus utama dalam upaya pencegahan infeksi. Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir merupakan cara efektif untuk mengurangi risiko penularan infeksi, termasuk infeksi streptococcus golongan B

Menjaga daya tahan tubuh yang baik juga merupakan langkah penting dalam pencegahan infeksi streptococcus golongan B. Sistem kekebalan tubuh yang kuat mampu melawan infeksi dengan lebih efektif. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, dan mengurangi stres. Pemeliharaan daya tahan tubuh yang optimal harus menjadi prioritas dalam upaya pencegahan infeksi ini. Jangan berbagi barang yang bersifat pribadi seperti gelas, piring atau peralatan lainnya, sebab memiliki risiko yang lebih besar untuk terjangkit bakteri penyebab penyakit ini. Selain itu, cuci piring dengan air hangat dan sabun agar bakteri yang menempel bisa hilang.

Pasien dengan infeksi Streptococcus group B harus mendapat terapi antibiotik yang tepat untuk mengeradikasi organisme penyebabnya. Tujuan dari pengobatan antibiotik adalah:

  1. Untuk mempersingkat waktu dari timbulnya infeksi hingga terbentuknya penyakit, pengobatan antibiotik telah teruji efektif dalam mengurangi durasi gejala faringitis yang disebabkan bakteri Streptococcus. 
  2. Untuk mencegah penularan, pengobatan antibiotik menyebabkan kultur negatif pada 24 jam pertama dalam 97% kasus, mengurangi risiko penularan pada orang lain;
  3. Untuk mencegah komplikasi, dalam beberapa kasus pengobatan antibiotik untuk infeksi Streptococcus akut mengurangi insidensi dari komplikasi akut supuratif dan nonsupuratif.

 

Kesimpulan

Infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus golongan B merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi kesehatan individu, terutama bayi baru lahir, ibu hamil, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Dalam upaya mengatasi infeksi ini, sangat penting bagi masyarakat untuk memahami pengertian bakteri Streptococcus golongan B, proses terjadinya infeksi bakteri Streptococcus golongan B, prevalensi kasus, manifestasi penyakitnya, dan mengadopsi langkah-langkah pencegahan yang efektif. Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai risiko dan dampak infeksi tenggorokan Streptococcus golongan B sangat penting. Edukasi yang tepat tentang bakteri ini, praktik kebersihan yang baik, dan menjaga daya tahan tubuh yang optimal dapat membantu mencegah penyebaran infeksi dan melindungi kesehatan kita serta orang-orang di sekitar kita. Melalui upaya kolaboratif, kita dapat memperkuat perlindungan kesehatan masyarakat dan mengurangi beban penyakit yang disebabkan oleh infeksi tenggorokan Streptococcus golongan B.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). Group B Strep (GBS) Disease: Signs and Symptoms. Diakses dari: https://www.cdc.gov/groupbstrep/about/symptoms.html

Halodoc. (2022). “Infeksi Streptococcus.” Halodoc. Diakses pada 30 Juni 2023, dari https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-streptococcus.

Hayati, Z., 2010, Infeksi Streptokokus Grup B (SGB) pada Ibu Hamil dan Neonatus: Diagnosis dan Pencegahan, Jurnal Kedokteran YARSI, 18(1): 079-085.

Lestari, D. L. P. A., 2022, A Mini Review: Diagnosis dan Tatalaksana Faringitis Streptococcus Group A, Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, 6(2): 88-95.

Ratnasari, E., 2018, Bakteriologi: Mikroorganisme Penyebab Infeksi, CV Budi Utama, Sleman, hal. 44.

Suwito, W., Wahyuni, A. E. T. H., Nugroho, W. S. dan Sumiarto, B., 2018, Isolasi dan Sensitivitas Antibiotika terhadap Streptococcus spp dari Kambing PE Mastitis Subklinis Kronis, Acta VETERINARIA Indonesiana, 6(1): 8-15.